SEJARAH BERDIRINYA PERGURUAN PENCAK SILAT LANG SAKTI DAN SENI BELADIRI KUNTAU
A. SEJARAH PERGURUAN PENCAK SILAT LANG SAKTI
Ketua Umum Sekaligus Guru Besar Perguruan Pencak Silat Lang Sakti, Bapak Alwi BA.
Nama Lang Sakti ini diambil dari sejarah Patih Lang Ranau yang merupakan pendekar sakti pada zamannya. Patih itu pemimpin, dan Lang yang mempunyai filosofi cepat dan cerdas. Perguruan Pencak Silat Lang Sakti (PSLS) ini mempunyai aliran Kuntau yang berasal dari Melayu dan Jaya Sempurna yang berasal dari Sumatera Selatan. Gerakan jurus atau tarian Perguruan Pencak Silat Lang Sakti (PSLS) adalah gabungan dari kedua aliran yaitu aliran Kuntau dan Jaya Sempurna.
Silsilah Keturunan :
1. Aliran Kuntau adalah sebagai berikut :
a. Bapak Husen (Alm) dari kepulauan Melayu.
b. Bapak Bastiar (Alm) dari desa Tabah Cemeke, Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas.
c. Bapak Alwi BA dari 3 Ilir, Palembang.
2. Aliran Jaya Sempurna adalah sebagai berikut :
a. Bapak Husen (Alm) dari kepulauan Melayu.
b. Bapak Bastiar (Alm) dari desa Tabah Cemeke, Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas.
c. Bapak Alwi BA dari 3 Ilir, Palembang.
Saat ini Perguruan Pencak Silat Lang Sakti (PSLS) berpusat di
Dusun II Blok F No.121 Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yang dipimpin oleh Saudara Wilson
Young selaku anak dari Guru Besar Perguruan dan menjabat sebagai Ketua Umum
Perguruan.
B. SEJARAH SENI BELADIRI KUNTAU
Secara harfiah seni bela diri tradisional Kuntau berasal dari kata kûn-thâu (Bahasa Hokkien) yang berarti “jalan kepalan,” atau lebih tepatnya diterjemahkan sebagai “pertempuran seni,” yaitu seni bela diri yang diciptakan oleh komunitas Tionghoa di Asia Tenggara, khususnya di daerah Kepulauan Melayu. Ada juga yang menganggap Kuntau berasal dari perkataan “Kun” yang memiliki arti “Jadi” dan “Tau” yang memiliki arti isyarat. Adapun ciri khas pakaian yang digunakan untuk berlatih seni bela diri tradisional Kuntau adalah dengan memakai pakaian berwarna serba hitam mulai dari baju, celana panjang sampai ikat kepala.
Kuntau merupakan seni bela diri yang berasal dari kepulauan melayu yang dibawa oleh lima sahabat yang berprofesi sebagai perompak atau bajak laut antara lain Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, dan Hang Kasturi. Kelima sahabat ini di ikuti oleh lima panglima atau ajudan yaitu Panglima Gajah Puteh, Panglima Tangkas, Panglima Kumbang, Panglima Angin Padang, dan Panglima Tangkap.
Seni bela diri tradisional ini diperkirakan sudah ada di Sumatersa Selatan sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Pada masa penjajahan, mereka yang memiliki keahlian Kuntau dipersenjatai dengan besi bercabang, pisau bermata dua, dan balok untuk bertempur melawan musuh yang hendak menindas masyarakat dan merebut wilayah yang mereka diami. Dengan menguasai seni bela diri Kuntau ini diharapkan selain dapat meningkatkan perilaku rajin dalam beribadah, juga dapat mengendalikan nafsu serta amarahnya.
Seni bela diri tradisional Kuntau diyakini dapat membentuk kepribadian seseorang untuk selalu rendah hati, tidak sombong, dan mampu meminimalkan keributan. Katanya walau hanya dipelajari dalam beberapa bulan, seni bela diri tradisional Kuntau tidak hanya dikenal dapat menjatuhkan lawan, tetapi juga dapat mematikan lawannya, meskipun penyerangan terhadap lawan dilakukan dalam keadaan gelap tanpa ada bantuan cahaya.
Gerakan-gerakan seni bela diri tradisional Kuntau dianggap unik, tidak sekedar mengedepankan keindahan gerakan-gerakan semata, tetapi disesuaikan dengan jalan alam dan sangat dahsyat, bertenaga serta jurus atau teknik yang ditampilkan sangat ringkas dan praktis. Terdapat 12 jurus atau teknik yang digabungkan dalam satu “tarian” seni bela diri tradisional Kuntau. Dengan adanya kemampuan menguasai seni bela diri tradisional Kuntau, Kesultanan Palembang bersama masyarakat mampu angkat senjata melawan penjajah. Mereka tidak takut walaupun penjajah memiliki senjata yang lebih lengkap dan modern.
Seni bela diri tradisional Kuntau yang terkenal di wilayah Sumatera Selatan di antaranya Kuntau Sebalik yang berasal dari desa Sebalik, Tanjung Lago, Banyuasin; Kuntau Pisau Due yang berasal dari Suku Semende. Di Empat Lawang, seni bela diri tradisional Kuntau merupakan ilmu bela diri yang menjadikan salah satu kebudayaan dalam mempererat tali persaudaraan, membela dan menjaga diri dari serangan musuh. Selain di Sumatera Selatan, seni bela diri tradisional Kuntau juga ditemukan di tanah Kalimantan (khususnya Kalimantan Selatan) maupun luar negeri seperti negara Filipina, Malaysia, dan Singapura. Di Filipina sendiri, seni bela diri tradisional ini disebut dengan nama Kuntao.
Saat ini perkembangan seni bela diri tradisional Kuntau sangat memprihatinkan. Seni bela diri Kuntau mulai redup dan rata-rata hanya digemari oleh kalangan orang tua. Tidak banyak daerah di Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang yang masih melestarikan seni bela diri tradisional Kuntau. Salah satu wilayah yang masih rutin mempelajari seni bela diri tradisional Kuntau terdapat di daerah kawasan Kelurahan 22 Ilir dan Kelurahan 19 Ilir Palembang. Kegiatan demonstrasi yang dilakukan untuk mengenalkan seni bela diri tradisional Kuntau sebagai warisan leluhur yang berasal dari daerah Palembang di depan umum maupun pada acara seremonial masyarakat sangat rendah sekali. Kalaupun ada, hanya tampil di saat perayaan kemerdekaan dan acara pernikahan.
Bagi yang berminat atau tertarik untuk bergabung bersama kami, bisa menghubungi contact person di bawah ini :
HP : 085838563450 atau 082179091073 (WA)
Youtube Channel : Lang Sakti Official
Instagram : pencaksilat_langsakti
Email : pslangsakti.official@gmail.com
Lokasi Google Maps : https://maps.app.goo.gl/nU7YsX1WLcucFqnp9
MOTTO PERGURUAN : "SEUCAP KATA, SEKEJAP NYATA."
Mantap 👍👍
BalasHapus